Kamis, 28 April 2011

TUGAS 3 SOFTSKILL

Nama : Annisa Rahimiyah Junianti

NPM : 20207141

Kelas : 4EB13

MK : Akuntansi Internasional

Tugas : 3

Tema : laporan keuangan dan perubahan harga

url video : http://www.youtube.com/watch?v=1vJyPuVWBx4

url blog :







Harga Barang di AS Merangkak Naik Akibat Cuaca dan Gejolak Politik

Harga berbagai barang di amerika termasuk makanan dan pakaian terus merangkak naik pengamat memperkirakan harga-harga akan semakin melonjak dalam beberapa bulan kedepan. Beberapa faktor penyebab kenaikan antara lain cuaca buruk dan situasi politik. Sementara bank dunia sudah memperingatkan harga pangan sudah mencapai tingkat yang berbahaya.

Ketidakpastian timur tengah memicu naiknya harga minyak bensin di amerika, menurut pengamat bila naiknya harga bensin dikaitkan dengan harga bahan pokok akan membuat warga membatasi pengeluaran mereka. Harga bahan makanan naik begitu juga dengan harga pakaian. Anomaly cuaca seperti gelombang panas di rusia dan banjir di Australia juga menyebabkan gagal panen.

Ekonom memperkirakan harga pangan naik 6% tahun ini, pakaian 10% dan harga bensin naik 13%. Ada juga faktor non ekonomitapi konsumen terjebak pada anggaran tidak naik. Undang-undang pajak yang disetujui secara lintas partai oleh kongres seharusnya bisa membuat warga amerika berhemat, tapi dengan adanya kenaikan harga maka angka penghematannya hanya sekitar Rp.500.000

Kelompok riset pemasaran di amerika mengatakan bila ingin berhemat harus membeli pakaian saat ini karena jaringan ritel akan menaikan harga sekitar 10% pada musim semi yang akan tiba.

Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=1vJyPuVWBx4

TUGAS 3 SOFTSKILL

Nama : Annisa Rahimiyah Junianti

NPM : 20207141

Kelas : 4EB13

MK : Akuntansi Internasional

Tugas : 3

Tema : laporan keuangan dan perubahan harga

url video : http://www.youtube.com/watch?v=1vJyPuVWBx4

url blog :







Harga Barang di AS Merangkak Naik Akibat Cuaca dan Gejolak Politik

Harga berbagai barang di amerika termasuk makanan dan pakaian terus merangkak naik pengamat memperkirakan harga-harga akan semakin melonjak dalam beberapa bulan kedepan. Beberapa faktor penyebab kenaikan antara lain cuaca buruk dan situasi politik. Sementara bank dunia sudah memperingatkan harga pangan sudah mencapai tingkat yang berbahaya.

Ketidakpastian timur tengah memicu naiknya harga minyak bensin di amerika, menurut pengamat bila naiknya harga bensin dikaitkan dengan harga bahan pokok akan membuat warga membatasi pengeluaran mereka. Harga bahan makanan naik begitu juga dengan harga pakaian. Anomaly cuaca seperti gelombang panas di rusia dan banjir di Australia juga menyebabkan gagal panen.

Ekonom memperkirakan harga pangan naik 6% tahun ini, pakaian 10% dan harga bensin naik 13%. Ada juga faktor non ekonomitapi konsumen terjebak pada anggaran tidak naik. Undang-undang pajak yang disetujui secara lintas partai oleh kongres seharusnya bisa membuat warga amerika berhemat, tapi dengan adanya kenaikan harga maka angka penghematannya hanya sekitar Rp.500.000

Kelompok riset pemasaran di amerika mengatakan bila ingin berhemat harus membeli pakaian saat ini karena jaringan ritel akan menaikan harga sekitar 10% pada musim semi yang akan tiba.

Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=1vJyPuVWBx4

Sabtu, 26 Maret 2011

TUGAS 2 SOFTSKILL

Nama : Annisa Rahimiyah Junianti

NPM : 20207141

Kelas : 4EB13

MK : Akuntansi Internasional

Tugas : 2

Topik Pembahasan : Analisis Laporan Keuangan Internasional

url youtobe : http://www.youtube.com/watch?v=pEBw6bjsKp0&playnext=1&list=PL404015F893329965

judul video : Analisa RUU Reformasi Financial










Analisa RUU Reformasi Keuangan

Negara Amerika Serikat dibawah pimpinan Barck Obama akan mengajukan RUU reformasi Keuangan. Pemerintah obama menyatakan rakyat amerika tidak lagi akan mengalami ongkos beban bailout pada lembaga keuangan. Menurut Obama RUU Reformasi keuangan ini akan menguntungkan rakyat seperti kutipannya ini “tidak ada lagi bailout terhadap pajak rakyat, jika ada lembaga keuangan pailit kita punya mekanisme menghentikannya tanpa harus menggangu ekonomi. Ini bukan berarti perusahaan keuangan akan dibatasi besarnya.

Undang-undang ini mengatur agar lembaga keuangan agar mempunyai cadangan dana yang lebih besar untuk mencegah terjadi pailit, undang-undang ini juga meningkatkan perlidungan konsumen terhadap produk perbankan yang berpotensi merugikan. Akan dibentuk lembaga independen untuk memonitor keamanan produk financial dan memastikan konsumen tidak dimanfaatkan.

RUU ini juga mengawasi biaya terhadap kartu kredit, produk KPR yang beresiko dan produk financial derifatif yang kini harus diperdagangkan secara lebih trasnparan. RUU ini akan digabungkan dengan versi DPR sebelum ditandatangani oleh presiden sebelum dijadikan undang-undang. RUU ini nantinya membatasi ruang gerak pelaku industri financial Amerika, namun umunya pelaku financial menganggap bahwa RUU ini tidak seketat seperti yang mereka fikirkan

Analisis menilai RUU ini akan membuat fundamental pasar financial amerika lebih aman namun tidak akan mencegah terjadinya krisis keuangan dimasa depan. Meski demikian hal ini dianggap menjadi satu lagi kemenangan obama atas kepemimpinannya.

RUU diharapka oleh pemerintah agar dapat membantu rakyat Amerika agar tidak mengalami kerugian yang didaptkan oleh lembaga yang mengalami pailit. Bukan hanya melindungi rakyat saja RUU ini juga memonitor dan melindungi lembaga keuangan agar mempunyai dana yang cukup sehingga tiak mengalami pailit jika sedang krisis.

Sumber :

http://www.youtube.com/watch?v=pEBw6bjsKp0&playnext=1&list=PL404015F893329965

Rabu, 02 Maret 2011

"TUGAS 1 SOFTSKILL"

Nama : Annisa Rahimiyah Junianti

NPM : 20207141

Kelas : 4 eb 13

MK : Akuntansi Internasional

SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI INTERNASIONAL

1.1 perkembangan Akuntansi Internasional

Memasuki abad 21 ini, nasib suatu negara semakin ditentukan oleh kekuatan persaingan global. Dalam dunia seperti ini, keputusan-keputusan operasi, investasi dan pendanaan pembiayaan diwarnai oleh implikasi-implikasi internasional. Dengan banyaknya keputusan yang berasal dari data-data akuntansi, pengetahuan mengenai isu-isu akuntansi internasional sangat penting untuk memperolah interpretasi dan pemahaman yang tepat dalam komunikasi bisnis internasional. Fungsi akuntansi yang demikian penting dalam kehidupan bisnis dan keuangan, menunjukkan bahwa akuntansi dalam masyarakat bisnis/internasional melakukan fungsi jasa.

Menurut Choi dan Muller (1998; 1) Bahwa ada tiga kekuatan utama yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu (1) faktor lingkungan, (2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi, dan (3) Internasionalisasi dari profesi akuntansi.

Ketiga faktor tersebut dalam perjalanan/perkembangan akuntansi sangat berperan dan menentukan arah dari teori akuntansi yang selama bertahun-tahun dan dekade banyak para ahli mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk mengembangkan teori akuntansi dan ternyata mengalami kegagalan dan hal tersebut menyebabkan terjadinya evolusi dari ”theorizing” ke “Conceptualizing”.

Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara lain :

1. Sistem Hukum

Kodifikasi standar-standar dan prosedur-prosedur akuntansi kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara yang menganut code law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan akuntansi yang non legalistis oleh organisasi-organisasi professional yang berkecimpung dalam sektor swasta lebih sesuai dengan sistem yang berlaku di negara-negara hukum umum (common law).

2. Sistem Politik

Sistem politik yang ada pada suatu negara pun ikut mewarnai akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor” dan “mengekspor” standar-standar dan prktik-prakti akuntansi.

3. Sifat Kepemilikan Bisnis

Kepemilikan publik yang besar atas saham-saham perusahaan menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan akuntansi keuangan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang kepemilikannya didominasi oleh keluarga atau bank. Di AS, AICPA membuat rekomendasi khusus bagi standar dan praktik akuntansi keuangan tertentu yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan non publik yang lebih kecil.

4. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas Perusahaan-Perusahaan Bisnis

Dikotomi yang terjadi antara perusahaan besar dan kecil terus berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga keseluruh hirarki perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas. Perusahaan konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini bisnis yang sangat beragam membutuhkan teknik-teknik pelaporan keuangan yang berbeda dengan perusahaan kecil yang menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan multinasional juga membuthkan sistem akuntansi yang berbeda dengan sistem akuntansi perusahaan-perusahaan domestik.

5. Iklim Sosial

Iklim sosial turut memberikan sumbangan dalam pengembangan akuntansi diberbagai belahan dunia. Di Perancis, mengarah pada pelaporan tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih sangat konservatif sehingga perusahaan-perusahaan besar swiss melaporkan kondisi keuangannya yang relatif ringkas.

6. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan Komunitas Keuangan

Kompetensi atau kemampuan manajemen bisnis dan pengguna dari output akuntansi akan sangat menentukan perkembangan akuntansi. Karena secanggih dan sehebat apapun output akuntansi, jika manajemen bisnis dan para pengguna tidak dapat membaca, mengartikan, dan memahaminya hal tersebut tidak akan ada gunanya.

7. Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif

Regulasi mengenai perpajakan mungkin memerlukan prinsip-prinsip akuntansi tertentu. Seperti di Swedia, dimana kelonggaran pajak tertentu harus dibukukan secara akuntansi sebelum bisa diklaim bagi tujuan pajak; ini juga merupakan situasi bagi penilaian persediaan metode LIFO di AS.

8. Ada Legislasi Akuntansi tertentu

Dalam beberapa kasus, terdapat peraturan legislative khusus untuk aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi tertentu. Di AS, SEC menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi bagi perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada FASB.

9. Kecepatan Inovasi Bisnis

Semula, kegiatan merger dan akuisisi tidak diperhitungkan secara akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang begitu popular di erofa memaksa akuntansi turut berkembang untuk memenuhi kebutuhan dari mereka yang berkepentingan.

10. Tahap pembangunan Ekonomi

Negara yang masih mengandalkan ekonomi pertanian membuthkan prinsip-prinsip akuntansi yang berbeda dengan negara industri maju. Di negara pertanian, tingkat ketergantungan pada kredit dan kontrak bisnis jangka panjang mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi akrual yang canggih tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas sederhana.

11. Pola pertumbuhan Ekonomi

Kondisi perekonomian yang stabil mendorong peningkatan persaingan memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga memerlukan suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh berbeda pada negara yang kondisinya sedang mengalami perang berkepanjangan.

12. Status Pendidikan dan Organisasi Profesional

Karena ketiadaan profesionalisme akuntansi yang terorganisir dan sumber otoritas akuntansi local suatu negara, standar-standar dari area lain atau negara lain mungkin digunakan untuk mengisi kekosongan tersebut. Adaptasi faktor-faktor akuntansi dari Inggris merupakan pengaruh lingkungan yang signifikan dalam akuntansi dunia sampai akhir PD II. Sejak saat itu, proses adaptasi internasional beralih ke sumber-sumber dari AS. Pengembangan akuntansi, baik yang berasal dari negara itu sendiri atau yang diadaptasi dari negara-negara lain, tidak akan sukses kecuali jika kondisi-kondisi lingkungan seperti yang terdapat dalam daftar diatas dipertimbangkan secara penuh.

2.2 Porsi Pengembangan Akuntansi Internasional

Selanjutnya Choi et.al (1998 ; 38) mengungkapkan bahwa secara struktural pengembangan akuntansi internasional yang terjadi sekarang meliputi porsi sebagai berikut :

1. Pola Pengembangan Komparatif

Pendekatan yang dikembangkan oleh Mueller yang berbeda terhadap pengembangan akuntansi dapat diamati di negara-negara barat yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pasar, meliputi; Pola makorekonomis, pola mikroekonomis, pendekatan disiplin independen, dan pendekatan akuntansi seragam.

Pola Makroekonomis

Tujuan perusahaan bisnis tentu saja lebih sempit daripada kebijakan ekonomi nasional. Perusahaan mempunyai tujuan tertentu yang harus dicapai, seringkali beroperasi dalam dimensi dan ruang waktu yang terbatas, dan bertanggunggugat kepada kelompok-kelompok kepemilikan yang jelas. Konsekuensinya, tujuan perusahaan secara normal mengikuti kebijakan nasional. Hal ini bukan kondisi absolut, karena perusahaan bisnis merupakan bagian dari kepntingan publik yang mempengaruhi dan mengarahkan kebijakan-kebijakan nasional; jadi ada hubungan sebab-akibat timbal balik.

Ada tiga pernyataan yang berkaitan dengan pola ini yaitu :

1. Perusahaan bisnis merupakan unit essential dalam struktur ekonomi suatu negara.

2. Perusahaan bisnis mencapai tujuannya dengan cara yang terbaik melalui koordinasi erat aktivitas-aktivitasnya dengan kebijakkan-kebijakkan ekonomi nasional dalam lingkungannya.

3. Kepentingan publik dilayani dengan baik jika akuntansi perusahaan bisnis saling berhubungan erat dengan kebijakan nasional.

Akuntansi keuangan yang berorientasi pada makrekonomi mungkin mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral atau kandungan minyak, emnhitung beban depresiasi atas peralatan produkstif berdasarkan unit produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan cepat jika hal ini merupakan kepentingan pembangunan ekonomi regional atau nasional.

Pola Mikroekonomis

Ekonomi yang berorientasi pada pasar, termasuk ekonomi yang tidak begitu banyak mendapat campur tangan administrasi pemerintah pusat, mempercayakan sebagian besar kesejahteraan ekonomi kepada aktivitas-aktivitas bisnis dari indvidu-individu dan masing-masing perusahaan bisnis. Dengan demikian, dalam ekonomi ini, terdapat suatu orientasi fundamental yang mengarah pada setiap sel dari akivitas ekonomi. Hal ini begitu berurat berakar di organisasi-organisasi ekonomi barat dimana orientasi ini berlaku bagi banyak proses bisnis, hukum, legislative dan sosial.

Disiplin Independen

Menganggap akuntansi sebagai fungsi jasa dari bisnis memberikan ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi dapat membangun kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang independen.

Keseragaman Akuntansi

Ada tiga pendekatan praktis atas pola pengembangan keseragaman akuntansi :

1. Pendekatan bisnis

Dalam pendekatan ini, keseragaman akuntansi ditujukan secara khusus kepada pemakai-pemakai tertentu data akuntansi. Pendekatan ini mempertimbangkan secara penuh karakteristik-karakteristik bisnis dan lingkungan bisnis tempat dimana data dikumpulkan, diproses dan dikomunikasikan. Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan pragmatis yang sangat bergantung pada konvensi dan paling sering dipakai dalam perancangan bagan-bagan akun terpisah yang seragam, yaitu bagi suatu cabang industri atau perdagangan

2. Pendekatan ekonomi

Pendekatan ekonomi bagi keseragaman akuntansi pada dasarnya adalah pendekatan makro. Pendekatan ini mengakaitkan akuntansi dengan kebijakan publik. Badan-badan hukum dan peraturan publik digunakan untuk menjalankan sistem yang telah terbentuk dalam pola pengembangan seperti itu. Pertimbangan-pertimabangan akuntansi teknis berada pada tingkatan kedua, dan pertimbangan-pertimbangan kebijakan nasional berada pada tingkatan paling atas.

3. Pendekatan teknis

Pendekatan akuntansi teknis atas pengembangan keseragaman merupakan pekerjaan para akademisi. Pendekatan ini bersifat analitis, dimana pendekatan ini berusaha memperoleh keseragaman dari prinsip-prinsip dasar pembukuan double entry. Pendekatan ini juga merupakan pendekatan umum karena perhatian langsung diberikan kepada karakteristik-karakteristik bisnis tertentu dari transaksi-transaksi akuntansi atau proses akuntansi. Terakhir, orientasi yang luas dari pendekatan ini pada hakekatnya bersifat teoritis.

Wolk & Tearney, (1992; 578) menggagas, bahwa secara teoritis ada tiga model yang disodorkan untuk menyeragamkan pemahaman mengenai akuntansi internasional, yaitu :

1. Absolute uniformity

2. Circumstantial uniformity

3. Purposive uniformity

Absolute uniformity, berarti satu set standar akuntansi yang baik dalam satu format pelaporan keuangan akan berlaku di seluruh komunitas ekonomi internasional tanpa membeda-bedakan keadaan ekonomi dan kebutuhan pemakai.

Circumstantial uniformity, berdasarkan basis transnasional yang mengijinkan perbedaan metode akuntansi yang digunakan dimana keberadaan akuntansi ditunjukan. Sedangkan Purposive uniformity, akan mempertimbangkan kedua keadaan perbedaan yang mendasarinya seperti halnya kebutuhan pemakai yang berbeda dan manfaatnya.

SUMBER : AGUS WIDARSONO. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI BHMN) Bandung. http://www.linkpdf.com/download/dl/sebuah-tinjauan-perkembangan-akuntansi-internasional-a-h4-pdf--.pdf